Sungai Penuh – Dugaan penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali mencuat. Kali ini, seorang petugas keamanan atau security di SPBU Koto Lebu diduga terlibat dalam praktik penyimpanan ilegal BBM bersubsidi. Kasus ini sontak menjadi sorotan publik karena dianggap mencederai kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan distribusi BBM yang seharusnya tepat sasaran.
Terungkap dari Aktivitas Mencurigakan
Informasi dugaan penyalahgunaan BBM subsidi ini bermula dari laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas di sekitar SPBU Koto Lebu. Sejumlah kendaraan tangki kecil dan drum diduga digunakan untuk menimbun solar bersubsidi di luar ketentuan.
“Awalnya ada aktivitas keluar masuk yang mencurigakan di malam hari. Setelah ditelusuri, ternyata ada indikasi keterlibatan oknum security,” ungkap seorang warga setempat.
Dugaan Keterlibatan Oknum Internal
Keterlibatan oknum security SPBU membuat kasus ini semakin menarik perhatian. Pasalnya, petugas keamanan seharusnya menjadi garda depan dalam menjaga ketertiban di lingkungan SPBU, bukan justru ikut serta dalam praktik melanggar hukum.
Menurut informasi, oknum tersebut diduga membantu melancarkan kegiatan penyimpanan dengan cara memberi akses serta pengawasan longgar terhadap kendaraan yang menimbun BBM subsidi.

Baca juga: Angkat Tema Ekoteologi, Presiden Hadiri Maulid di Istiqlal
Respon Aparat Penegak Hukum
Menanggapi laporan masyarakat, pihak kepolisian setempat mulai melakukan penyelidikan. Polisi telah mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi dan tengah menelusuri aliran distribusi BBM bersubsidi yang diduga ditimbun.
“Kami masih dalami kasus ini. Jika terbukti, tentu akan ada tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku. Penyalahgunaan BBM subsidi merugikan negara dan masyarakat luas,” tegas Kapolres setempat.
Dampak pada Masyarakat
Kasus penyalahgunaan BBM subsidi ini menimbulkan keresahan di kalangan warga. Pasalnya, masyarakat kecil yang seharusnya berhak mendapatkan solar dan pertalite subsidi sering kali justru kesulitan karena adanya praktik penimbunan dan penyalahgunaan.
“Kadang kami antre lama, tapi BBM sudah habis. Kalau ternyata ada yang menimbun, jelas sangat merugikan kami,” keluh seorang sopir angkutan umum.
Penutup
Kasus dugaan keterlibatan security SPBU Koto Lebu dalam penyimpanan BBM bersubsidi menjadi peringatan bahwa praktik penyalahgunaan energi masih marak dan memerlukan pengawasan ketat. Masyarakat berharap aparat bertindak tegas agar distribusi BBM benar-benar tepat sasaran, sekaligus memberikan efek jera bagi pelaku yang bermain-main dengan subsidi rakyat.





